Friday, April 3, 2009

Merawat Burung Jawara

Merawat Burung Jawara

Mengoleksi burung-burung kicauan penyandang juara memang mengasyikkan. Burung itu tak hanya menghibur tapi juga mendatangkan gengsi tersendiri bagi pemiliknya. Apalagi baru setahun dipelihara sudah meraih posisi juara saat dilombakan, sungguh membanggakan.

“Rasa bangga yang membuncah dalam dada tidak akan bisa dibendung lagi. Selain mendapatkan pengakuan memiliki suara yang bagus, tentunya harga burung pun akan terangkat,” ujar Agung Hartana, hobiis burung kicauan di Bekasi Barat, Jabar. Namun di sisi lain, perasaan bungah tersebut diimbangi dengan kerepotan dalam pemeliharaan si jawara.

“Sedikit kesalahan dalam penanganannya, maka penyesalan akan menjadi akhir cerita. Burung tidak akan mau bekerja atau berbunyi,” tambahnya.Sudah pasti merawat burung ini menghabiskan banyak waktu. Apalagi jika jumlahnya banyak dan burung koleksi tersebut diandalkan dalam setiap lomba. Itu pula yang “terpaksa” dilakukan Agung untuk burung-burung jagoannya agar satwa kesayangannya selalu dalam kondisi fit ketika dilombakan.

Pemilik lima ekor burung jawara tersebut rela meluangkan waktu tiga hingga lima jam setiap hari untuk mengurus cucak hijau, murai batu, dan kacer. Tiap pagi ia memandikan lalu menjemur burung-burung tersebut. “Kecuali saat burung sedang mabung atau ganti bulu, mereka harus istirahat total hingga bulu-bulunya normal kembali,” terangnya sembari menambahkan tidak ada perbedaan perawatan rutin bagi burung juara dan nonjuara. Yang jelas, semua burung harus dimandikan dan dijemur sebelum beraktivitas di luar rumah.

Mandi BersamaanDemi satwa kesayangannya, pecinta burung yang sibuk harus bisa mengatur siasat agar ia selalu dapat melakukan perawatan. Agung misalnya, menyiapkan peralatan tambahan untuk memandikan tiga sampai lima ekor burung dalam waktu bersamaan. Waktu yang dibutuhkannya pun hanya sekitar 30 menit. Agar burung tidak saling berkicau atau bertarung, ia menempatkan penyekat agar mereka tidak saling melihat. “Akan lebih baik jika saat memandikan burung ditempatkan agak berjauhan. Kalau tidak punya tempat, ya salah satu cara disekat saja. Soalnya, ada beberapa burung yang mentalnya anjlok seusai mandi karena mendengar kicauan burung yang lebih tua,” jelas pria pecinta burung kacer, murai batu, dan cucak hijau ini.Setelah itu barulah Agung mengatur pakan pada tiap kandang. Menu makanan tiap jenis burung jagoan ini jelas berbeda. “Jangan biarkan burung menderita dalam sangkarnya,” tandas hobiis yang mulai serius ke lomba sejak tiga tahun lalu.

Kacer yang Istimewa

Di antara burung koleksinya, Agung memberi perhatian khusus terhadap kacer. Kacer, menurutnya, merupakan jenis burung petarung (fighter) untuk lomba kicauan. Fisiknya memang tidak begitu besar, tapi sifatnya tersebut di kancah lomba membuat orang menyukainya. Karena itu sangat disayangkan bila saat mengikuti lomba, kacer tidak berkicau. Bisa saja burung hanya bergerak ke samping sangkar dan hanya menabrakkan diri ke sangkar. Kacer yang bertingkah seperti itu biasanya lantaran jatah pakan yang berlebihan khususnya pemberian menu ekstra (extra voeding), seperti jangkrik, menjelang lomba. Kelebihan ini menyebabkan birahi burung meningkat. Untuk mengatasinya, “Beri voer dengan merek apa saja yang penting berkualitas. Dua hari menjelang lomba, pemberian jangkrik bisa lebih banyak hingga 5 ekor untuk pagi, 5 ekor siang, dan menjelang malam 5 ekor lagi.

Lakukan pemberian jangkrik dengan jumlah yang sama pada hari Sabtunya (kalau lomba digelar hari Minggu),” saran Agung.Kacer juga perlu dikeluarkan dari dalam rumah. Buka penutup sangkarnya atau biasa disebut kerodong. Biarkan ia berbunyi selama beberapa menit dan kemudian mandikan dan jemur. Penjemuran cukup 3 jam, lalu berikan jangkrik 5 ekor dan kroto sepenuh tempat pakannya. Setelah 3 jam berlalu, turunkan burung dari tiang penjemuran. Tutup kerodongnya lalu beri lagi 5 ekor jangkrik.“Sore hari menjelang tidur minimal 30 menit, kerodong dibuka kembali. Cek pakan yang ada, berikan lagi 5 ekor jangkrik. Tambahkan juga ulat bumbung 3 ekor pada hari Jumat dan Sabtu menjelang lomba. Sepanjang Sabtu, burung sebaiknya istirahat total, jangan buka kerodongnnya hingga menjelang lomba. “Perlakuan ini agar burung tidak terlalu capek saat di lapangan lomba,” alasannya.
(Agrina-online.com)

0 comments:

 

Blogroll

Site Info

Text

Berbagai Macam Usaha Peternakan Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template